Penasaran dengan teknologi layar Lumia 520, 920, dan 820 yang digadang-gadang sebagai super sensitif? Disebut super sensitif karena layar tetap bisa
disentuh dengan benda isolator sekalipun. Adalah Synaptics, perusahaan yang ada di belakang teknologi Lumia ini. Bagi kita yang tinggal di daerah tropis, teknologi ini mungkin tak akan banyak membantu. Tapi buat mereka yang tinggal di daerah subtropis dengan empat musim, teknologi satu ini sangat membantu ketika mereka harus mengoperasikan layar sentuh itu saat musim dingin dan sedang berada di luar ruangan, dimana tangan sedang terbalut sarung tangan, misalnya. Dengan layar kapasitif biasa, ini tentu akan sulit dilakukan. Hal lainnya, mungkin buat mereka yang berkuku panjang, sekarang kuku kamu malah bisa membantu mengoperasikan layar super sensitif ini.Synaptics sendiri dikenal dengan produk-produk touch pad dan touchscreen yang digunakan oleh sejumlah vendor ternama seperti Acer, Apple Inc., Asus, Dell, Gateway, HP,HTC, Lenovo, LG, Logitech, Nokia, Samsung, Sony, Sony Ericsson, Toshiba, dan lainnya. Teknologi pada layar sentuh terbarunya, Synaptics menyisipkan �Clear Sensing�. Teknologi inilah yang disebut Lumia sebagai teknologi layar super sensitif seperti dilansir dari allaboutwindowsphone.com.
Dalam situs ini djelaskan bahwa display layar sentuh modern saat ini terdiri dari empat lapisan, yaitu :
- Sampul or �lensa� di bagian paling terluar / teratas.
- Lapisan Sensor Kapasitif.
- Substrasi Gelas untuk dukungan mekanis dan isolasi elektris.
- Display (dibagian paling bawah /belakang).
Nah, lapisan sensor kapasitif seperti tercantum di nomor dua itu, terdiri dari dua lapisan, yaitu transmitter (�driver�) dan receiver (�sensor�). Gabungan keduanya membuat display bisa mengetahui perubahan elektrostatis ketika jari menyentuh layar terluar lewat perubahan sifat elektrostatik (kapasitansi) yang terjadi ketika jari menyentuh penutup eksternal. Ini berarti bahwa sebagian cahaya dari layar diserap layar. Dengan demikian sebagian cahaya yang dihasilkan display diserap oleh jari yang menyentuh layar. Sehingga, ponsel perlu mengambil lagi daya baterai untuk memproduksi cahaya yang cukup untuk lapisan sensor kapasitif ini. Maka tak heran dong kalau kamu mengecek bagaimana penggunaan konsumsi daya di smartphone touch screen, maka pemakan daya baterai terbesar adalah layar sentuhnya.
Untuk mengurangi daya yang digunakan untuk menghidupi layar sekaligus meningkatkan sensitifitas layar terhadap sentuhan, Synaptics punya trik menarik. Pada teknologi Clear Sensing, Synaptics menempatkan lapisan kapasitif ini bukan lagi di depan display. Lapisan kapasitif yang terdiri dari driver dan sensor ini, diletakkan menyatu dengan display. Maksudnya, lapisan kapasitif yang berupa driver diletakkan di belakang display, sementara lapisan sensornya langsung ditempel di depan display. Teknologi ini juga dikenal sebagai teknologi in-cell yang juga dikembangkan Samsung pada layar Super AMOLED-nya.
Dengan cara ini, rasio sinyal lebih besar ketimbang noise. Sebab, teknologi ini mengurangi jarak antara jemari dengan apa yang kamu sentuh di layar. Menciptakan kontak yang lebih dekat dengan konten yang ada di display, sehingga ketukan dan gestur bisa lebih cepat di respon.
Allaboutwindowsphone.com membuat pemisalan hal ini dengan foto yang diambil dalam cahaya rendah. Foto yang demikian biasanya punya banyak noise. Noise ini adalah bintik-bintik warna yang muncul akibat fluktuasi sensor optik pada kamera karena kurangnya cahaya. Noise serupa terjadi pada display kapasitif. Jarak antara lapisan terluar layar dengan displaynya membuat layar menjadi kurang sensitif sebab sinyal yang diterima lebih lemah. Dengan mengurangi satu lapisan pada layar, display bisa menerima sinyal sentuhan yang lebih lemah sekalipun. Seperti yang dibuat oleh benda-benda isolator seperti sarung tangan dan kuku.
Dengan konfigurasi baru ini, keuntungan lainnya adalah berkurangnya cahaya yang diserap. Sehingga smartphone membutuhkan lebih sedikit daya, alias lebih hemat baterai, untuk menciptakan kecerahan yang sama dengan display lain yang belum menggunakan teknologi ini. Selain itu, smartphone juga bisa lebihi tipis karena tebal layar akan lebih tipis 1mm. Selain itu layar tipe ini hanya perlu satu pengontrol �application specific integrated chip� (ASIC). Karena display dan sensor kapasitifnya kini telah menjadi satu perangkat. Sehingga, desain perangkat pun bisa semakin ringkas. Menurut Nokia seperti dikutip dari Allaboutwindowsphone.com, chip pengontrol yang digunakan di Lumia 920 dan Lumia 820 adalah Synaptics� �ClearPad Series 3?.
0 comments:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.