TAIPEI, Impian tentang komputer yang bisa dikendalikan lewat berbagai macam "bahasa tubuh" seperti gerakan tangan, suara, pengenalan wajah, bahkan suhu
badan sudah ada sejak lama. Tak lama lagi, boleh jadi hal tersebut bakal segera terwujud dan menjadi bagian dari keseharian pengguna komputer.
Itulah yang hendak diwujudkan oleh Intel melalui konsep "Perceptual Computing" yang diusungnya, di mana komputer menggunakan berbagai macam sensor untuk mendeteksi input dari pengguna, dalam bentuk "bahasa tubuh" seperti tersebut di atas.
"Tujuan kami adalah menjadikan ini hal yang umum," ujar Direktur Solusi dan Produk Perceptual Computing Intel Anil Nanduri dalam sesi demonstrasi hari Rabu (5/6/2013), di sela-sela gelaran Computex 2013 di Taipei. Dia mencontohkan teknologi WiFi yang terasa asing bagi konsumen pada tahun 2003, tetapi berubah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari komputer mobile saat ini.
Perceptual Computing mendeteksi wajah, suara, gerakan tangan (hingga ke tiap jari secara individual) dan jarak tubuh pengguna, lalu mengubahnya menjadi berbagai jenis input yang bisa ditentukan oleh software yang dipakai.
Perangkatnya sendiri sudah terwujud antara lain dalam bentuk kamera 3D-depth sensing Creative SenZ3D yang juga diperkenalkan oleh Intel pada Computex tahun ini. Kamera tersebut mampu mendeteksi jarak pengguna mulai 3-36 inci serta memiliki cakupan pandangan selebar 85 derajat.
Teknologi perceptual computing bisa diaplikasikan ke dalam game. Intel sendiri telah bekerja sama dengan produsen game Portal 2 untuk yang sepenuhnya bisa dikontrol memakai gerakan tangan. Dalam sesi demo yang bertempat di Hotel Grand Hyatt itu, Nanduri juga menunjukkan sejumlah software dan game yang bisa dikontrol lewat suara, termasuk dari jenis augmented reality.
Di luar game, perceptual computing juga bisa dimanfaatkan untuk hal-hal lain. "Bayangkan, karena teknologi ini mampu mendeteksi gerakan tiap jari pengguna, Anda bisa memakainya untuk mengontrol tangan robot dengan mudah, misalnya pada daerah yang terkena bencana," jelas Nanduri.
Salah satu elemen kunci dalam teknologi perceptual computing adalah kamera yang mampu mendeteksi kedalaman ruang (3D-depth sensing) sehingga bisa membeda-bedakan bentuk wajah, subyek foreground dan latar belakang, atau jarak tangan dari layar. Walhasil, perangkat Creative SenZ3D pun bisa menghasilkan berbagai macam input hanya dari variasi gerakan tubuh dan jarak saja.
Saat sudah bisa diaplikasikan secara massal nanti, teknologi ini diharapkan bakal mempermudah pengguna dalam berinteraksi dengan komputer. Intel menekankan tiga sifat yang diasosiasikan dengan perceptual computing, yaitu "natural", "intuitive", dan "immersive".
"Natural berarti alami, seperti cara kita bergerak atau berbicara saat ingin sesuatu. Intuitif berarti mudah digunakan, tak perlu user manual. Sedangkan immersif berarti menghanyutkan, memburamkan batas antara dunia nyata dan dunia maya," ujar Nanduri.
Dukungan ekosistem
Perceptual computing sendiri sebenarnya telah diperkenalkan Intel tahun lalu dalam acara Intel Developer Forum. Semenjak itu, menurut Nanduri, Software Developer Kit (SDK) Perceptual Computing telah diunduh sebanyak lebih dari 11.000 kali.
Untuk mendorong pengembangan Perceptual Computing, Intel juga menyediakan dana 100 juta dollar AS untuk mendanai proyek-proyek yang terkait dengan teknologi ini, di samping menyelenggarakan lomba berhadiah 1 juta dollar AS untuk aplikasi Perceptual Computing terbaik.
"Kami juga meyediakan toko aplikasi IntelAppUp Center sebagai sumber aplikasi-aplikasi perceptual computing," lanjut Nanduri.
Langah berikutnya yang dilakukan dalam rangka menciptakan ekosistem besar bagi developer adalah menerapkan teknologi perceptual computing di komputer-komputer notebook dan tablet. Rencananya, hal ini sudah akan mulai terwujud pada paruh kedua 2014.
0 comments:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.